Reaksi
alergi dapat dipicu oleh berbagai macam zat atau benda. Misalnya kacang tanah,
serbuk sari, sampo, atau udara dingin. Namun pemicu alergi tidak sebatas
hal-hal itu saja. Menurut
ahli dermatitis di Wexner Medical Center Negara Bagian Ohio, Dr Matthew Zirwas,
hampir semua hal yang ada di sekitar manusia dapat memicu alergi. Pemicu
tersebut dapat berasal dari zat-zat buatan manusia maupun zat alami. Inilah
10 hal yang diam-diam dapat menimbulkan reaksi alergi, seperti dilansir CNN.
1.
Tisu basah
Beberapa
tahun lalu, Zirwas dan koleganya menemukan kasus di mana seorang pasien
menderita ruam pada area pribadi dan tangan. Penelitian kemudian mengungkapkan
bahwa kini banyak perusahaan yang menggunakan bahan kimia yang diberi nama
methylisothiazolinone atau MI, yang rupanya dapat memicu alergi. Zat tersebut
digunakan untuk menggantikan bahan pengawet paraben dan formaldehida dalam tisu
basah serta tisu bayi.
2.
Losion
Bukan
tidak mungkin akan timbul reaksi alergi dari pelembap kulit atau losion yang
telah digunakan selama bertahun-tahun. Kata Zirways, jika seseorang secara
genetik rentan terhadap bahan kimia tertentu, maka orang tersebut seolah bermain
lotre tiap kali menggunakan produk yang mengandung bahan kimia itu di dalamnya.
"Anda
bisa menggunakan sesuatu selama bertahun-tahun tanpa menghadapi masalah apa
pun. Tetapi sekali alergi mendera, Anda akan terus bersama alergi itu
selamanya," kata ahli dermatitis tersebut.
3.
Antibiotik dan krim antigatal
Ironi
memang ketika lengan bentol kemerahan akibat gigitan serangga, tetapi ketika
diolesi antigatal justru semakin parah. Zirwas telah menemui kasus-kasus serupa
pada pasien yang menggunakan krim antibiotik untuk mengobati luka kecil.
Krim-krim tersebut biasanya mengandung neomisin, yang potensial memicu alergi.
4. Seprai
Tungau debu, yang biasa bercokol di seprai, merupakan makhluk renik yang hidup dengan memakan serpihan kulit mati manusia. Feses dari tungau debu mengandung enzim yang dapat memicu reaksi alergi seperti bersin, hidung meler atau gatal, serta mata berair. Makhluk renik itu senang tinggal di lingkungan hangat, lembap, dan dipenuhi DNA manusia. Itulah mengapa seprai sebaiknya dicuci dengan air hangat sekali setiap minggu.
5. Tanaman di dalam rumah
Kebanyakan orang telah membersihkan kamar mandi dan ruang bawah tanah. Namun, kebanyakan mereka lupa bahwa spora juga dapat terbentuk pada daun atau tanah yang lembap dalam pot tanaman. Bila menghirup spora itu, seseorang yang alergi terhadap jamur akan mengalami reaksi alergi seperti kesulitan bernapas, batuk, iritasi mata, atau iritasi tenggorokan.
6. Pagar eskalator
Mereka yang alergi terhadap karet biasanya cenderung sangat berhati-hati. Pasalnya karet ditemukan dalam banyak produk. Kendati demikian, pasien yang paling hati-hati pun terkadang melupakan fakta bahwa beberapa benda yang solid mungkin saja terbuat dari karet. Zirwas pernah menemui pasien yang mengalami dermatitis pada area tangan akibat memegang pagar eskalator, dan ruam pada kaki karena karet pada sepatu.
7. Kuku palsu
Reaksi alergi pada akrilik yang terkandung di dalam kuku palsu dapat menyebabkan warna kemerahan dan bengkak pada kuku, atau dalam kasus yang langka, hingga menyebabkan kuku terlepas.
8. Nikel dalam makanan
Beberapa orang sensitif terhadap nikel. Mereka akan mengalami ruam ketika menggunakan perhiasan atau aksesori pakaian tertentu. Tapi tahukah, nikel dalam makanan pun dapat memicu reaksi alergi lho.
Nikel adalah sejenis mineral, sama seperti zat besi atau kalsium, yang dapat ditemui pada berbagai jenis makanan terutama kacang-kacangan. Mereka yang alergi nikel akan merasa sakit, nyeri sendi, atau lelah, kira-kira satu bulan setelah mengonsumsi makanan bernikel. Karena reaksi yang dihasilkan tidak langsung, ujar Zirwas, biasanya akan sulit didiganosis.
9. Udara
Beberapa orang memang benar-benar alergi terhadap udara dingin. Terpapar dingin membuat kulit mereka kemerahan, gatal, bengkak, dan gatal-gatal. Selain alergi dingin, juga terdapat alergi panas, matahari, atau hujan.
10. Daging merah
Alergi ini ditemukan pada tahun 2009 oleh Dr Thomas Platts-Mills dan koleganya, Dr Scott Commins. Mereka yang memiliki alergi terhadap senyawa gula dalam daging dilaporkan terbangun pada tengah malam dengan sekujur tubuh berkeringat dan gatal-gatal setelah sebelumnya menyantap daging.