WHO
mengeluarkan pedoman asupan gula harian bagi orang dewasa. Orang dewasa
disarankan untuk mengurangi asupan gula setengah dari asupan sebelumnya, yakni
dari sepuluh persen menjadi lima persen. Jumlah itu setara dengan lima sendok
teh.
Para
ahli sedang mempertimbangkan untuk membatasi asupan gula harian dari sepuluh
sendok teh menjadi lima sendok teh. Hal itu karena asupan gula berlebih terkait
dengan penyakit jantung, obesitas, dan kerusakan gigi. Kebijakan ini tentu saja
akan mempengaruhi perusahaan-perusahaan makanan. Pasalnya mereka harus
mengurangi komposisi gula, yang bisa saja membengkakkan biaya produksi dan
membuat produk mereka tidak populer di kalangan konsumen.
Perlu
diketahui bahwa satu kaleng Cola mengandung sepuluh sendok teh gula. Sebungkus
permen coklat Mars mengandung lima sendok teh gula. Semangkuk sereal Coco Pops
mengandung 4 sendok teh gula. Sedangkan beberapa makanan siap saji lainnya
mengandung 8 sendok teh gula.
Philip
James, pimpinan International Association for the Study on Obesity yang bekerja
sama dengan WHO menuturkan bahwa anjuran tersebut dapat menuai banyak protes.
"Industri makanan akan melakukan segala cara untuk menghancurkan anjuran
ini," ujarnya.
Panduan
itu menganjurkan untuk mengurangi jumlah gula yang ditambahkan ke dalam
makanan, termasuk yang secara alami ada pada buah-buahan maupun pati, dari
sepuluh persen menjadi lima persen per hari. Kebijakan ini hampir pasti akan
diadopsi oleh Departemen Kesehatan namun sulit diterima oleh pelaku industri
makanan.
Profesor
Shrinath Reddy, seorang kardiologis di Harvard School of Public Health yang
juga anggota WHO mengatakan ia juga setuju dengan jumlah rekomendasi itu.
Pasalnya sudah ada studi yang membuktikan bahwa ada hubungan antara konsumsi
minuman dan makanan manis tinggi gula terhadap obesitas, diabetes, dan bahkan
gangguan jantung.
Usulan pengurangan batas asupan gula ini diambil berdasar hasil penelitian Profesor Paula Moynihan, ahli gizi dan kesehatan mulut di Newcastle University. Penelitian Moynihan kala itu hanya memfokuskan pengurangan gula untuk menjaga kesehatan gigi. Ia telah melakukan analisis terhadap 55 studi kesehatan gigi yang dilakukan mulai dari tahun 1950-an sampai sekarang.
Berdasarkan data tersebut, para ilmuwan merekomendasikan konsumsi gula maksimal 5 sendok teh setiap hari untuk menghindari terbentuknya karies gigi. Sedangkan ilmuwan lain menyetujui usulan ini karena konsumsi gula berlebih terkait dengan berbagai masalah kesehatan seperti obesitas, diabetes, dan gangguan jantung.
Namun usulan pengurangan batasan asupan gula ini bukan perkara yang mudah. Makanan dan minuman bergula telah menjadi sesuatu yang pokok dalam menu harian penduduk negara industri. WHO masih akan mempertimbangkan usulan ini beberapa bulan ke depan sebelum mengambil keputusan final.
Sementara itu anjuran 5 sendok makan gula sehari ini masih manuai kontroversi, terutama dari pelaku industri pangan. Salah seorang juru bicara mengungkap bahwa tidak ada data yang menunjukkan bahwa mengurangi asupan gula akan bermanfaat bagi kesehatan. Menurut juru biacara itu, anjuran itu hanya berdasar pada penelitian berkualitas rendah.
Kellogg, perusahaan manufaktur makanan multinasional asal Amerika pernah mengklaim bahwa tingginya asupan gula tidak berhubungan dengan obesitas. Pada web Coco Pops, salah satu anak perusahaan, mereka mengklaim: "Sekelompok ahli kesehatan dunia baru-baru ini meninjau semua bukti, dan menyimpulkan bahwa tingginya asupan gula tidak berhubungan dengan obesitas atau perkembangan penyakit lain seperti jantung, diabetes, tekanan darah tinggi, atau kanker."
Pada web tersebut mereka juga menulis bahwa terlalu banyak gula juga tidak berhubungan dengan perilaku hiperaktif anak-anak. Tentu saja hal tersebut bertentangan dengan hasil penelitian para ilmuwan. Karena mengklaim hal itu dalam webnya, tahun lalu Kellogg sempat mendapat kritik dari sebuah badan standar iklan.