Lazada Indonesia
Yang Paling Baru

3 Logam yang Bisa Mengendap di Otak dan Menyebabkan Alzheimer


Hingga kini ilmuwan belum dapat menemukan apa penyebab pasti dari penyakit Alzheimer. Mereka hanya mampu mengidentifikasi faktor-faktor yang turut berkontribusi menyebabkan Alzheimer, yakni diabetes, rokok, dan lemak jenuh. Kini para ilmuwan mengarahkan penelitian Alzheimer pada hal lain, yakni pada beberapa jenis logam yang bercokol dan menumpuk di dalam tubuh dari waktu ke waktu.

Pembeda antara penderita Alzheimer dan orang normal adalah adanya protein yang menyumbat sistem sinyal otak. Pada mayat penderita Alzheimer, peneliti menemukan adanya protein dan sekelompok kecil zat yang disebut plak beta-amyloid menyumbat sistem saraf otak. Ketika mereka meneliti lebih jauh apa kompenen penyusun plak itu, hasilnya mengejutkan.

"Saat peneliti mengulik plak tersebut secara terpisah, mereka menemukan logam, termasuk besi, tembaga, dan aluminium," ujar Neal Bernand dari George Washington University School of Medicine.

"Logam-logam ini menyebabkan radikal bebas, ia seperti kembang api kecil yang merusak sel-sel otak," ujar Bernand, dikutip dari Huffington Post. Logam-logam yang bercokol dalam sistem otak itu tidak hanya menyebabkan gangguan ingatan, tetapi juga gangguan mental. Sebuah studi yang melibatkan 1.450 orang dewasa menemukan bahwa wanita dengan hasil tes kognitif paling baik memiliki kadar tembaga dan besi yang paling rendah.

Tidak ingin terkena demensia, Alzheimer dan gangguan ingatan lain? Anda perlu berhati-hati agar logam-logam tersebut tidak menumpuk terlalu banyak di dalam tubuh. Apa saja tiga jenis logam yang menyebabkan Alzheimer dan bagaimana cara menghindarinya? Inilah tiga logam yang berbahaya bila kandungannya terlalu tinggi pada tubuh.

1. Zat Besi (Fe)
Zat besi adalah kunci agar sel darah merah dapat mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh. Lebih banyak zat besi berarti metabolisme lebih lancar. Tetapi berbeda dengan kesehatan otak. Terlalu banyak kadar zat besi justru memicu Alzheimer.

Sebuah studi di Jurnal Neurologi menunjukkan bahwa orang yang memiliki kadar hemoglobin tinggi, yang berarti ia juga memiliki banyak zat besi, memiliki risiko 3 kali lebih besar terkena ALzheimer dibanding orang yang memiliki kadar hemoglobin normal. 

Solusinya kurangi konsumsi daging dan perbanyak konsumsi sayuran hijau. Daging kaya akan zat besi yang dapat diserap tubuh dengan mudah, yang tubuh justru sangat kesulitan menyesuaikannya. Sedang sayuran hijau memiliki kadar zat besi yang tidak terlalu tinggi, sesuai dengan rekomendasi asupan zat besi harian. Sayuran hijau juga mengandung antioksidan yang akan mengikat zat besi sehingga meminimalisasi kerusakan yang terjadi.

2. Aluminium
Korelasi antara aluminium dan Alzheimer masih menjadi perdebatan. Namun, para ahli yakin bahwa logam ini adalah racun bagi otak. Tubuh tidak membutuhkan aluminium, tapi aluminium bisa masuk dalam jumlah berlebih melalui antasid, soda kaleng, dan air ledeng. Soda bisa melarutkan aluminium dalam kaleng, sedangkan air ledeng terkontaminasi aluminium pada saat proses purifikasi. Studi menunjukkan bahwa orang-orang yang air ledengnya tinggi aluminium berisiko 50 persen lebih tinggi terkena Alzheimer dibanding dengan mereka yang air ledengnya rendah aluminium.

Solusinya, coba kunjungi penyuplai air di lingkungan setempat dan tanyakan berapa level aluminiumnya. Jika ternyata kadarnya lebih tinggi dari normal, pasanglah sebuah filter di keran. Kiat lain, usahakan menyimpan makanan di wadah kaca dan hindari wadah aluminium.

3. Tembaga
Kadar tembaga dalam makanan seperti kerang, kacang, dan buncis masih dalam taraf aman. Pasalnya, tembaga dalam sayuran-sayuran itu bersifat organik dan tidak berbahaya. Lain halnya dengan tembaga anorganik yang biasanya terkandung dalam multivitamin dan air ledeng. Aluminium anorganik tersebut berbahaya karena dapat lolos dari sistem penetralan racun oleh hati, dan menyebar dalam darah serta otak.

Aluminium sangat berbahaya terutama jika berkombinasi dengan lemak trans dan lemak jenuh. Penelitian menemukan bahwa orang yang memiliki menu makan tinggi lemak dan tembaga (lebih dari 1,6 mg per hari) mengalami penurunan fungsi mental setara dengan 19 tahun penuaan.

Solusinya jika ternyata ada tembaga dalam pipa air, biarkan air mengalir selama beberapa menit sebelum digunakan pada pagi hari. Hal tersebut bertujuan untuk membuang tembaga yang mengendap semalaman.