Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan (Mendikbud) Anis Rasyid Baswedan menyampaikan, ada jutaan orang tua yang sudah berhasil mendidik anaknya di negeri ini. Namun, pengalaman mereka dalam mendidik dibawa menempel pada dirinya sendiri, tidak terbagikan pada yang lain.
“Kita ingin mendokumentasikan bagaimana orang tua-orang tua ini mendidik anak-anaknya dengan baik supaya menjadi pelajaran bagi orang tua lain,” kata Anies saat pemaparan dan diskusi bertema ‘Keayah Bundaan’ dalam dies natalis ke 60 Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Yogyakarta belum lama ini.
Orang tua, kata Anies, memiliki peran yang sangat besar dalam pembelajaran. Karakter anak terbangun sejak dini sebelum memasuki dunia pendidikan formal. Hal itu seperti dalam konsep pendidikan yang diajarkan ki Hajar Dewantara melalui trilogi pendidikan, mulai peran orang tua (keluarga), masyarakat, dan lingkungan sekolah (formal).
“Orang tua harus benar-benar jadi kawah candradimuka untuk pembelajaran anak-anak kita, jangan sampai sebagai orang tua pemahamannya ‘sudahlah biarkan saja’ karena diajari disekolah. Pendidikan harus mulai sebelum sekolah melalui peran orang tua,” ujarnya.
Anies menjelaskan, saat ini sudah masuki era dimana sumber pengetahuan, pembentukan perilaku bisa diakses oleh siapa saja, dari mana saja, dan dimana saja. Kepedulian orang tua dalam mendidik anak tidak hanya dalam dunia formal, seperti sekolah atau mendatangkan guru-guru privat.
Pendapat serupa juga disampaikan Dekan Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta, Supra Wimbarti. Salah satu dari sembilang orang panitia seleksi pimpinan KPK itu melihat potret kehidupan orang tua atau guru yang sekarang dilakukan sulit menjadi panutan.
“Apa yang dilakukan orang tua bisa menentukan tindakan anak. Jika orang tua merokok, secara psikologis anak sulit menerima nasehat dari orang tuanya untuk tidak merokok, karena prilaku orang tua itu sebagai contoh anak,” tutur Supra.
news.okezone.com
