Universitas Jendral Soedirman (Unsoed) Purwokerto, melalui Pusat Penelitian Padi dan Kedelai Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), sejak awal Agustus 2015 melakukan kegiatan 'blusukan' ke berbagai kelompok tani. Tujuannya, mengkampanyekan tentang pentingnya antisipasi musim kemarau, agar tidak gagal panen.
"Musim kemarau bisa menyebabkan layunya tanaman budidaya. Jika hal itu terjadi, dapat berdampak gagal panen", ujar Sekretaris Pusat Penelitian Padi dan Kedelai LPPM Unsoed Purwokerto, Dyah Susanti SP,MP.
Terpisah, pakar pertanian Unsoed Purwokerto lainnya, Dr Ir Ponendi Hidayat MP mengatakan, tips untuk mengantisipasi gagal panen bagi tanaman kedelai dan padi perlu disampaikan kepada para petani jangkauan 'blusukan' Unsoed, yakni seputar Jateng bagian selatan. Untuk kedelai, tips agar tetap panen, petani harus jeli dalam penggunaan varietas unggul yang toleran kekeringan dan berumur pendek semusim kemarau.
"Kami telah merekomendasikan pengecekan ketersediaan sumber air di sekitar lokasi penanaman dan penyiapan pompa air pada petani kedelai di Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali pada monitoring pendampingan peningkatan produksi kedelai kerja sama Unsoed dengan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Tengah.
Hal-hal tersebut akan sangat membantu jika suatu saat diperlukan pengairan. Penggunaan mulsa dari bahan-bahan lokal, misal jerami, juga akan dapat mengurangi berkurangnya evaporasi sehingga kelembaban media tanam lebih terjaga, dan endingnya sukses panen" kata Ponendi.
Dikatakan ada tips unik yang dapat dicoba para petani kedelai yang menanam di lahan sawah setelah panen padi dan memasuki musim kemarau sekarang ini, adalah dengan menanam benih kedelai persis di tengah-tengah bonggol padi sisa panen. "Kelembaban yang ada di bonggol dan akar padi cukup memadai untuk pertumbuhan kedelai sampai panen. Tips unik tersebut sudah kami sampaikan ke klomtan-klomtan yang terjangkau" paparnya.
krjogja.com
