Lazada Indonesia
Yang Paling Baru

Tak Diduga, 7 Hal Ini Bisa Bikin Pria Alami Disfungsi Ereksi


Tak selalu muncul hanya karena penyakit saja, disfungsi ereksi (DE) juga bisa muncul saat pria dihadapkan pada hal-hal lain yang mungkin tak terduga. Jika dikenali dengan baik, bukan tidak mungkin DE bisa dicegah sejak dini. Berikut 7 faktor yang dapat meningkatkan risiko DE pada pria, seperti dilansir Livescience:

1. Minum Obat untuk Rambut Rontok
Menurut Journal of Sexual Medicine, obat-obatan tertentu seperti finasteride dan dutasteride banyak digunakan untuk mengobati kebotakan pada pria. Konsumsi obat-obatan ini dalam jangka panjang dapat menimbulkan efek samping seperti disfungsi ereksi dan hilangnya libido pada pria.

"Obat ini bekerja dengan mengurangi jumlah dihidrotestosteron yang beredar dalam darah," ujar Dr Andrew Kramer, seorang ahli bedah di University of Maryland Medical Center. Dihidrotestosteron merupakan hormon seks pria yang membantu menjaga tingkat libido.

2. Penyakit Pada Gusi
Journal of Sexual Medicine menyebutkan bahwa memiliki radang gusi atau gusi terinfeksi dapat meningkatkan risiko DE. Penelitian yang dilakukan pada tikus menunjukkan adanya hubungan antara penyakit gusi dan DE. Meskipun besar kemungkinannya, namun pada manusia dikatakan masih membutuhkan penelitian lebih lanjut. Penyakit gusi merupakan indikator kesehatan secara keseluruhan dan sering dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung, yang merupakan faktor risiko lain untuk disfungsi ereksi.

"Penyakit gusi dapat menyebabkan adanya masalah pada aliran darah di gusi. Ada kemungkinan bahwa mereka yang mengalami penyakit gusi juga mengalami masalah aliran darah di bagian tubuh lain, salah satunya penis," tutur Dr Bruce Kava, Ketua Urologi University of Miami Miller School of Medicine.

3. Istri Terlalu Akrab dengan Teman-teman Suami
Studi yang dilakukan terhadap 3.000 pria dan telah dipublikasikan dalam American Journal of Sociology memaparkan bahwa ketika seorang wanita menghabiskan waktu bersama teman-teman suaminya, ini akan membuat sang suami cemburu hingga mengalami disfungsi ereksi, terutama pada pria berusia tua.

"Pria-pria ini akan cenderung mengalami kesulitan untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi, termasuk lebih sering mengalami kesulitan mencapai orgasme selama bercinta," kata peneliti Benjamin Cornwell, seorang profesor sosiologi dari University of Chicago.

4. Bersepeda
Sebuah artikel yang dipublikasikan dalam Journal of Sexual Medicine menuturkan bahwa bersepeda jarak jauh dapat meningkatkan risiko DE. Dituliskan bahwa 4 persen pesepeda pria yang menghabiskan setidaknya tiga jam per minggu untuk bersepeda mengalami DE tingkat sedang. Sementara hanya 1 persen pelari saja yang mengalaminya. Mengapa demikian?

Saat duduk di kursi sepeda, Anda menanggung berat badan pada saraf dan arteri yang membawa darah ke penis. Seiring waktu, pembuluh-pembuluh ini dapat menjadi rusak dan mengakibatkan adanya penurunan aliran darah ke penis sehingga muncul DE.

5. Diabetes
Menurut National Institutes of Health, pria yang memiliki diabetes dua sampai tiga kali lebih mungkin untuk mengalami DE dibandingkan pria yang tidak menyandang diabetes. Buruknya pengaturan kadar gula darah dapat merusak saraf dan pembuluh darah kecil yang berfungsi untuk mengontrol ereksi dan mengatur aliran darah ke penis.

6. Tekanan Darah Tinggi
Kesehatan pembuluh darah dan aliran darah sangat penting untuk bisa mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak pembuluh darah yang tidak terkontrol dalam tubuh, membuatnya menjadi kurang elastis dan kurang mampu mengangkut darah.

Lakukan perubahan gaya hidup seperti menjaga pola makan sehat dan berolahraga lebih banyak untuk membantu menurunkan tekanan darah. Sehingga risiko Anda untuk terkena DE juga akan menurun.

7. Depresi
Menurut Cleveland Clinic Foundation, sebanyak 61 persen orang dengan depresi berat sangat mungkin untuk mengalami masalah seksual. Sebab depresi dapat juga mempengaruhi gairah seorang pria untuk mau melakukan hubungan intim. "Ada komponen biokimia pada depresi yang dapat membuat pria sulit mendapatkan dan mempertahankan ereksi, " terang Dr Bruce.