Lazada Indonesia
Yang Paling Baru

Panjang Umur Itu Mudah, Asalkan Anda Hindari 11 Hal Ini


Hampir setiap orang ingin berumur panjang agar bisa menikmati banyak waktu dengan keluarga, sahabat atau orang terkasih. Namun seringkali banyak yang tak tahu jika beberapa kebiasaan atau hal yang mereka lakukan dalam hidup ternyata malah memperpendek usianya.

Padahal agar seseorang bisa hidup lebih lama, caranya tinggal gaya hidup yang sehat, termasuk pola makan yang benar. Jadi tak ada alasan untuk mengatakan panjang umur itu suatu hal yang mustahil, asalkan Anda menghindari 11 hal ini, seperti dikutip dari Huffingtonpost, berikut ini:

1. Sulit menemukan pasangan
Kondisi semacam ini dapat mengurangi usia seseorang hingga berbulan-bulan. Begitu juga dengan melajang dalam waktu yang lama karena bisa memperpendek usia seseorang hingga 10 tahun.

Sebuah studi yang dilakukan Harvard Medical School menemukan dalam sebuah komunitas dengan rasio gender yang tak seimbang menyebabkan jenis kelamin yang jumlahnya lebih sedikit memiliki usia harapan hidup yang lebih pendek. Bahkan studi lain mengatakan seseorang yang tak pernah menikah meningkatkan risikonya untuk meninggal dunia hingga 32 persen.

2. Kebanyakan duduk
Duduk lebih dari tiga jam sehari sudah bisa memotong umur seseorang sebanyak dua tahun. Bahkan studi yang dilakukan tim peneliti Australia itu mengatakan rutin berolahraga saja tak cukup menghambat potensi dampak negatif duduk terlalu lama. Studi lain juga mengungkap duduk lebih dari 11 jam sehari meningkatkan risiko kematian seseorang hingga 40 persen dalam kurun tiga tahun saja.

3. Tak punya teman
Orang yang koneksi sosialnya lemah diprediksi berisiko tinggi lebih cepat meninggal dibanding teman-teman sebayanya. Hal ini dikemukakan tim peneliti dari Brigham Young University dan University of North Carolina, Chapel Hill dengan me-review data dari 148 studi. Studi yang sama juga menemukan efek terus-menerus merasakan kesepian itu sama buruknya dengan menghisap 15 batang rokok dalam sehari.

Sebaliknya, lansia yang jaringan pertemanannya luas berisiko 22 persen lebih kecil untuk meninggal selama periode studi. Dari situ diketahui ternyata koneksi sosial tersebut dapat meningkatkan kesehatan otak yang mengalami penuaan.

4. Gemar menonton TV
Menonton TV dua jam saja dalam sehari sudah menimbulkan risiko kematian dini, sakit jantung dan diabetes tipe 2. Bahkan tampaknya efek kebanyakan menonton TV makin memperburuk efek negatif dari duduk terlalu lama. 

New York Times juga melaporkan 'setiap jam yang dihabiskan untuk menonton TV oleh seseorang berusia di atas 25 tahun mengurangi harapan hidup orang yang bersangkutan sebanyak 21,8 menit'.

5. Terlalu banyak makan 'junk food'
Meski junk food sudah terbukti dapat mengganggu kesehatan seperti stroke hingga kematian dini, nyatanya masih banyak orang yang gemar mengonsumsinya. Dari sekian banyak makanan tak sehat yang harus dihindari, salah satu yang paling menonjol adalah daging merah, yang ternyata dapat memperpendek angka harapan hidup seseorang hingga 20 persen ketika Anda mengonsumsi porsi ekstra.

6. Masih cari-cari kerja
Menurut tim peneliti asal Kanada, menjadi pengangguran dapat meningkatkan risiko kematian dini seseorang hingga 63 persen, setelah mengamati 20 juta orang dari 15 negara selama 40 tahun.

Studi lain yang lebih spesifik merujuk pada peningkatan angka kematian wanita kulit putih di Amerika pun menunjukkan dua faktor utama yang sangat erat kaitannya dengan tingginya tingkat kematian mereka adalah kebiasaan merokok dan tak punya pekerjaan.

7. Perjalanan pulang-pergi kerja yang panjang
Kondisi semacam ini mungkin lebih banyak dialami orang-orang yang bekerja di kota besar dan terpaksa harus pulang-pergi dari rumah ke tempat kerja setiap hari. Padahal perjalanan pulang-pergi kerja hingga sejam dapat menambah stres dan punya efek negatif yang sama dengan kebanyakan duduk. Karena hal ini, mereka juga jadi lebih jarang berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kesehatan. Risiko terbesar dirasakan oleh wanita, yang dilaporkan mengalami penurunan harapan hidup lebih banyak daripada pekerja pria, meski peneliti tak tahu apa sebabnya.

8. Susah orgasme
Sebuah studi menemukan gagal mencapai orgasme dalam waktu lama berpotensi menyebabkan peningkatan risiko kematian para pria hingga 50 persen lebih besar daripada pria yang rutin orgasme. Tak peduli berapapun usianya maupun kebiasaan merokoknya.

9. Kurang akur dengan rekan kerja
Tak punya koneksi yang kuat dengan rekan kerja juga berpotensi mengurangi umur seseorang. Menurut tim peneliti dari Tel Aviv University, "Dukungan sosial dari rekan kerja adalah salah satu alat prediksi peningkatan risiko kematian seseorang, apapun sebabnya."

Meski mendapatkan semangat dan dorongan dari atasan tampaknya tak mempengaruhi usia harapan hidup partisipan, nyatanya partisipan yang mengaku kurang mendapatkan dukungan sosial dari rekan-rekan kerjanya berisiko 2,4 kali lebih besar untuk meninggal dunia selama berlangsungnya studi.

10. Kurang atau kebanyakan tidur
Kurang tidur sama bahayanya dengan terlalu banyak tidur. Penyakit yang dikaitkan kedua hal ini juga beragam, mulai dari diabetes, sakit jantung, beberapa jenis kanker, demensia atau masalah daya ingat, penambahan berat badan dan kematian dini.

Peningkatan risiko kematian sebesar 12 persen ditemukan peneliti dari Brigham and Women's Hospital pada orang-orang yang tidur 8 jam dalam sebuah studi yang dilakukan di tahun 2002. Sedangkan studi lain menemukan kecenderungan seseorang untuk tidur dalam waktu yang relatif panjang juga bisa jadi pertanda gangguan fisik yang dialaminya, seperti diabetes hingga depresi.

11. Takut mati
Takut tak bisa hidup lama atau umur yang pendek (thanatophobia) pada akhirnya benar-benar menyebabkan berkurangnya usia harapan hidup seseorang. Hal ini ditemukan peneliti yang mengamati sejumlah pasien kanker.

Namun di luar pasien kanker, ketakutan akan kematian yang intens juga menyebabkan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular hingga 3-5 kali lebih besar. Efek ini bahkan dapat dikaitkan dengan orang-orang yang punya koneksi yang lemah dengan lingkungannya dan tingginya perasaan kesepian atau pengasingan dari masyarakat atau komunitasnya.