Lazada Indonesia
Yang Paling Baru

Sebelum Diet, Waspadai 9 Mitos tentang Hal-hal yang Bikin Gemuk Ini


Agar mau diet saja, seseorang harus punya kemauan kuat dan motivasi yang luar biasa. Meskipun begitu kadang masih ada saja informasi-informasi keliru yang membuat metode diet apapun yang dilakukan jadi tak efektif. Untuk itu agar tak sampai kecolongan, simak 9 mitos tentang hal-hal yang membuat Anda gemuk dan dapat membuyarkan rencana diet Anda, seperti dilansir Livescience, berikut ini.

1. Anda bisa makan apapun selama rajin berolahraga
Olahraga harian dan gaya hidup aktif memang menawarkan beragam manfaat kesehatan disamping penurunan berat badan. Tapi bukan berarti karena Anda sudah rajin treadmill selama dua jam setiap hari lalu Anda bisa makan seenaknya.

"Padahal asupan energi Anda harus seimbang dengan energi yang Anda keluarkan agar dapat menurunkan berat badan. Apalagi banyak orang yang mengganti energi yang mereka bakar selama berolahraga dengan minum sport drink yang mengandung gula, yang tentu saja tidak baik dikonsumsi jika Anda mencoba menurunkan berat badan," ungkap Sara Stanner, pakar nutrisi teregistrasi serta anggota British Nutrition Foundation.

2. Berhenti makan pati adalah satu-satunya hal yang diperlukan untuk menurunkan berat badan
Menurut Stanner, masalahnya pati mengandung kalori yang sama banyaknya dengan gula, yaitu sekitar 3,75 gram. Padahal pati ini juga kerap disajikan dengan porsi besar seperti pada saus, krim, mentega yang dijadikan topping makanan. "Pokoknya mengonsumsi apapun yang mengandung kalori secara berlebihan pasti menggemukkan, meski mungkin Anda mengganti karbohidratnya dengan protein," kata Stanner.

3. Berat badan akan turun hanya dengan diet
Tentu saja diet akan mendorong Anda agar menjalani gaya hidup yang lebih menyehatkan atau setidaknya mengurangi tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular. Tapi di sisi lain, diet juga kadangkala tak bisa menjaga kestabilan berat badan yang berhasil diturunkan.

Hal ini diamini sebuah review yang dilakukan pada tahun 2007 oleh tim peneliti UCLA. Review tersebut menyimpulkan partisipan biasanya langsung berhenti melakukan diet setelah kehilangan 5-10 persen berat badannya. Hanya sebagian kecil saja yang tetap bertahan dengan dietnya dalam kurun enam bulan studi. Dan sebagian besar partisipan malah mengalami penambahan berat badan kembali. Untuk itu peneliti mengatakan diet tanpa didampingi perubahan gaya hidup dan olahraga bukanlah cara terbaik untuk mendapatkan berat badan ideal.

4. Sport drink yang sarat vitamin dan nutrisi lebih sehat daripada soda
Tentu banyak yang mengira jika minuman olahraga (sport drink) itu merupakan alternatif yang lebih sehat daripada soda. Tapi anggapan itu belum tentu benar. "Sport drink mungkin mengandung vitamin dan mineral yang memadai, tapi kandungan gula dan kalorinya juga bisa saja tinggi. Dan vitamin maupun mineral ekstra mungkin sebenarnya tak dibutuhkan jika pola makan Anda sudah sehat," tutur Stanner.

5. Membayangkan makanan tertentu membuat Anda ketagihan pada makanan itu
Memang benar membayangkan makanan tertentu membuat Anda justru semakin menginginkannya. Namun sebuah studi di tahun 2010 memperlihatkan bahwa orang-orang yang membayangkan makanan kesukaannya berulang kali cenderung tidak makan, meski jumlah makanan yang ditawarkan berlimpah.

Jadi menurut peneliti kuncinya adalah pengulangan. Visualisasi secara berulang-ulang akan menyebabkan orang yang bersangkutan menjadi terbiasa, sehingga mereka merasa membayangkannya saja sudah cukup daripada merasakannya langsung.

6. Makan malam telat berujung pada penambahan berat badan
Anggapan bahwa makanan yang dikonsumsi di malam hari hanya akan menumpuk, tak berguna dan otomatis diubah menjadi lemak itu tidaklah benar. "Anda baru akan mengalami penambahan berat badan jika asupan energi harian total Anda melebihi total energi yang dikeluarkan, terlepas dari jam berapapun Anda mengonsumsi kalori-kalori itu," terang Stanner. Yang benar adalah makan di malam hari, apalagi jika porsinya besar, dapat menyebabkan gangguan pencernaan. Itulah mengapa banyak pakar tidak merekomendasikannya.

7. Makanan rendah lemak atau bebas lemak memiliki kalori yang rendah
Jangan hanya karena makanannya dilabeli rendah lemak, bukan berti kalorinya juga rendah karena lemak tersebut dapat digantikan dengan nutrisi lainnya yang menyediakan kalori seperti protein, pati, dan gula.

Lagipula Stanner menegaskan mengonsumsi makanan rendah lemak saja juga tidak otomatis menurunkan berat badan Anda. Apalagi jika pada akhirnya makanan rendah lemak yang Anda konsumsi porsinya besar.

8. Makan porsi kecil seharian bantu meningkatkan metabolisme
Memodifikasi asupan makanan menjadi seperti ini justru tidak meningkatkan metabolisme. Meski sebagian orang menemukan makan/ngemil dengan porsi lebih kecil tapi rutin dapat mengendalikan selera makan dan membuatnya lebih mudah kurus, tapi bagi sebagian orang lainnya efeknya bisa sebaliknya.

"Masalahnya beberapa orang cenderung melakukan cara ini tapi dengan makanan berlemak atau berkalori tinggi, yang justru membuat berat badan bertambah. Sedangkan ketika makan Anda malah cenderung memilih makanan berenergi rendah seperti salad," terang Stanner.

Padahal menurut Stanner, beberapa studi menunjukkan jika seseorang mencoba menurunkan berat badannya, pendekatan terbaiknya adalah tiga kali makan porsi penuh dan dua kali konsumsi camilan sehat dalam sehari.

9. Sarapan porsi besar mencegah Anda makan banyak di kemudian hari
Sarapan memang tak boleh dilewatkan, karena jika iya maka biasanya orang yang bersangkutan jadi cenderung lebih banyak ngemil. Tapi bukan berarti sarapan dengan porsi besar adalah ide yang bagus. Anda akan tetap lapar di siang/sore hari dan kalori ekstra di tubuh Anda malah menumpuk. Sebuah studi dari Jerman pun memastikan jika sarapan dengan porsi besar memberi kalori ekstra pada tubuh hingga 400 kalori.